Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat ada peningkatan suhu menjadi 34-36 derajat Celsius di sejumlah wilayah di Indonesia. Hal ini menyebabkan suhu udara di awal-awal Ramadan tahun ini terasa sangat panas.
Namun hal ini seharusnya tak menjadi halangan untuk tetap puasa ramadan.
Hanya saja agar bisa maksimal puasa saat cuaca terik saat siang dan hujan saat malam hari, ada beberapa trik yang bisa dilakukan.
Dokter Spesialis Gizi Klinik Samuel Oetoro, menyarankan, yang paling penting dilakukan saat berpuasa di tengah suhu udara yang panas adalah memastikan tubuh cukup terhidrasi.
"Yang terjadi pada orang yang sedang berpuasa itu hanya beda jam makan. Jadi sehari cuma makan kali, tidak ada makan siang. Artinya ada 14 jam kosong. Implikasi saat perut kosong selama 14 jam apa? Kadar karbohidrat atau yang biasa," kata Samuel kepada Antara.
Berikut panduan makan sahur dan berbuka puasa agar tubuh tetap bugar menurut Samuel:
1. Sahur
Saat sahur sebaiknya mengonsumsi makanan menu lengkap dengan gizi yang seimbang yang terdiri dari: karbohidrat, lemak dan sayur.
"Karbohidrat, pilih yang kompleks yang mengandung serat tinggi karena serat akan mengganggu penyerapan gula sehingga saat puasa gula darah turunnya pelan-pelan sehingga puasa sampai maghrib pun tetap kuat," kata dr Samuel.
Contoh makanan berkarbohidrat kompleks antara lain nasi merah, roti gandum, dan kentang yang masih ada kulit.
"Kulit kentang jangan dikupas karena seratnya ada di kulit itu. Hindari karbohidrat sederhana seperti gula, sirup agar gula darah tidak cepat naik dan tidak cepat habis. Kalau makan yang seperti itu jam 10 saja sudah lemas," kata dia.
Untuk protein, diperlukan protein hewani dan nabati untuk menjaga imunitas tubuh.
"Setiap makan sahur harus ada lemak nabati dan hewani, misal ada ikan ada tahu, ada telur ada tempe," kata dia.
Makanan lain yang perlu dikonsumsi adalah lemak baik dan makanan tidak digoreng.
"Makanan jangan digoreng ya karena minyak akan merangsang haus. Untuk lemak pilih lemak seperti pada ikan patin yang kaya Omega 3, kedelai, minyak zaitun, kacang-kacangan, alpukat, dan canola oil."
2. Jelang Imsak
Jelang imsak, disarankan untuk kembali makan makanan sumber karbohidrat.
"Masukkann lagi sumber karbohidrat, buah dan sayur tinggi serat. Biar cepet diblender saja, minum sama ampasnya, jangan disaring," kata Samuel.
Hindari makanan bercita rasa asam dan pedas serta menghindari kafein karena bisa membuat cepat haus.
"Hindari juga diet yang tinggi protein enggak ada lemak atau karbo misalnya putih telur saja, ikan saja karena itu akan menarik air sehingga pasti cepat haus," ucapnya.
Dia menambahkan bahwa konsumsi air saat sahur sebaiknya 3 sampai 4 gelas atau lebih agar tidak dehidrasi.
Hindari minuman berkafein seperti kopi dan soft drinks karena bersifat diuretik yang membuat tubuh cepat kehilangan cairan.
3. Buka puasa
Saat berbuka puasa sebaiknya segera mengonsumsi makanan yang bisa menaikkan kadar gula darah. Samuel menyarankan untuk mengonsumsi jus buah manis.
"Minum jus yang tanpa ampas karena serat dari ampas akan menghambat penyerapan gula darah. Pilih buah semangka, melon, pokoknya yang tidak asam. Kalau mau kurma Ajwa bisa 3-4 butir tapi kalau jenis Mejool yang besar itu 1-2 saja," kata dia.
Setelah itu bisa ibadah shalat maghrib.
"Habis maghrib baru makan besar, jangan gorengan, jangan yang lemak-lemak pakai santen itu bisa bikin gangguan lambung," kata dia.
Habis tarawih, bisa dilanjutkan dengan konsumsi karbohidrat dan sayur serta protein.
"Jangan lupa minum setidaknya lima gelas saat malam," kata dr Samuel.
Dokter Ayman al-Hady dilansir Egypt Independent menyarankan agar menghindari makan makanan yang asin yang bisa meningkatkan asam lambung sehingga membuat tubuh memproses cairan yang bisa menyebabkan haus.
Jika diperlukan, bisa ditambah dengan mengkonsumsi suplemen berupa vitamin C dosis 1.000 mg, vitamin E 200 IU atau 400 IU, vitamin D3 dosis 1000-3000 IU, serta vitamin B Complex.
"Tujuannya supaya menambah imunitas tubuh, apalagi saat seperti ini sedang di tengah pandemi virus corona. Tapi yang utama tetap harus dari makan buah dan sayur yang banyak. Suplemen hanyalah sebagai pilihan tambahan saja," kata Samuel.
Selain itu, disarankan untuk tetap di dalam rumah dan tidak terlalu banyak terpapar sinar matahari. Terlebih di masa pandemi virus corona baru (COVID-19) masih terus berlangsung di bulan Ramadhan tahun ini.
Namun hal ini seharusnya tak menjadi halangan untuk tetap puasa ramadan.
Hanya saja agar bisa maksimal puasa saat cuaca terik saat siang dan hujan saat malam hari, ada beberapa trik yang bisa dilakukan.
Dokter Spesialis Gizi Klinik Samuel Oetoro, menyarankan, yang paling penting dilakukan saat berpuasa di tengah suhu udara yang panas adalah memastikan tubuh cukup terhidrasi.
"Yang terjadi pada orang yang sedang berpuasa itu hanya beda jam makan. Jadi sehari cuma makan kali, tidak ada makan siang. Artinya ada 14 jam kosong. Implikasi saat perut kosong selama 14 jam apa? Kadar karbohidrat atau yang biasa," kata Samuel kepada Antara.
Berikut panduan makan sahur dan berbuka puasa agar tubuh tetap bugar menurut Samuel:
1. Sahur
Saat sahur sebaiknya mengonsumsi makanan menu lengkap dengan gizi yang seimbang yang terdiri dari: karbohidrat, lemak dan sayur.
"Karbohidrat, pilih yang kompleks yang mengandung serat tinggi karena serat akan mengganggu penyerapan gula sehingga saat puasa gula darah turunnya pelan-pelan sehingga puasa sampai maghrib pun tetap kuat," kata dr Samuel.
Contoh makanan berkarbohidrat kompleks antara lain nasi merah, roti gandum, dan kentang yang masih ada kulit.
"Kulit kentang jangan dikupas karena seratnya ada di kulit itu. Hindari karbohidrat sederhana seperti gula, sirup agar gula darah tidak cepat naik dan tidak cepat habis. Kalau makan yang seperti itu jam 10 saja sudah lemas," kata dia.
Untuk protein, diperlukan protein hewani dan nabati untuk menjaga imunitas tubuh.
"Setiap makan sahur harus ada lemak nabati dan hewani, misal ada ikan ada tahu, ada telur ada tempe," kata dia.
Makanan lain yang perlu dikonsumsi adalah lemak baik dan makanan tidak digoreng.
"Makanan jangan digoreng ya karena minyak akan merangsang haus. Untuk lemak pilih lemak seperti pada ikan patin yang kaya Omega 3, kedelai, minyak zaitun, kacang-kacangan, alpukat, dan canola oil."
2. Jelang Imsak
Jelang imsak, disarankan untuk kembali makan makanan sumber karbohidrat.
"Masukkann lagi sumber karbohidrat, buah dan sayur tinggi serat. Biar cepet diblender saja, minum sama ampasnya, jangan disaring," kata Samuel.
Hindari makanan bercita rasa asam dan pedas serta menghindari kafein karena bisa membuat cepat haus.
"Hindari juga diet yang tinggi protein enggak ada lemak atau karbo misalnya putih telur saja, ikan saja karena itu akan menarik air sehingga pasti cepat haus," ucapnya.
Dia menambahkan bahwa konsumsi air saat sahur sebaiknya 3 sampai 4 gelas atau lebih agar tidak dehidrasi.
Hindari minuman berkafein seperti kopi dan soft drinks karena bersifat diuretik yang membuat tubuh cepat kehilangan cairan.
3. Buka puasa
Saat berbuka puasa sebaiknya segera mengonsumsi makanan yang bisa menaikkan kadar gula darah. Samuel menyarankan untuk mengonsumsi jus buah manis.
"Minum jus yang tanpa ampas karena serat dari ampas akan menghambat penyerapan gula darah. Pilih buah semangka, melon, pokoknya yang tidak asam. Kalau mau kurma Ajwa bisa 3-4 butir tapi kalau jenis Mejool yang besar itu 1-2 saja," kata dia.
Setelah itu bisa ibadah shalat maghrib.
"Habis maghrib baru makan besar, jangan gorengan, jangan yang lemak-lemak pakai santen itu bisa bikin gangguan lambung," kata dia.
Habis tarawih, bisa dilanjutkan dengan konsumsi karbohidrat dan sayur serta protein.
"Jangan lupa minum setidaknya lima gelas saat malam," kata dr Samuel.
Dokter Ayman al-Hady dilansir Egypt Independent menyarankan agar menghindari makan makanan yang asin yang bisa meningkatkan asam lambung sehingga membuat tubuh memproses cairan yang bisa menyebabkan haus.
Jika diperlukan, bisa ditambah dengan mengkonsumsi suplemen berupa vitamin C dosis 1.000 mg, vitamin E 200 IU atau 400 IU, vitamin D3 dosis 1000-3000 IU, serta vitamin B Complex.
"Tujuannya supaya menambah imunitas tubuh, apalagi saat seperti ini sedang di tengah pandemi virus corona. Tapi yang utama tetap harus dari makan buah dan sayur yang banyak. Suplemen hanyalah sebagai pilihan tambahan saja," kata Samuel.
Selain itu, disarankan untuk tetap di dalam rumah dan tidak terlalu banyak terpapar sinar matahari. Terlebih di masa pandemi virus corona baru (COVID-19) masih terus berlangsung di bulan Ramadhan tahun ini.
Komentar