Jumlah kecamatan di Kota Medan, Sumatera Utara, yang masuk zona merah penyebaran virus corona (Covid-19) terus bertambah.
Per Rabu (22/4) sudah tercatat sepuluh kecamatan di ibu kota provinsi Sumatera Utara itu menjadi zona merah penularan corona.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan, Nurli mengatakan kemarin ada dua kecamatan baru yng menjadi zona merah di wilayah itu. Dua kecamatan itu adalah Medan Helvetia dan Medan Petisah yang sebelumnya masuk zona kuning.
"Kondisi ini terjadi akibat jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) meningkat di atas 10 kasus. Padahal sebelumnya selama sepekan, kecamatan yang masuk zona merah hanya 8 kecamatan," katanya kemarin seperti dikutip dari Antara.
Sementara itu, 8 kecamatan yang sudah lebih dulu ditetapkan sebagai zona merah adalah Medan Sunggal, Selayang, Tuntungan, Johor, Amplas, Kota, Denai dan Tembung.
Menyikapi hal itu, Pemkot Medan bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 terus berupaya memutus mata rantai penyebaran virus corona tersebut. Salah satunya dengan melakukan penyemprotan disinfektan, terutama kawasan yang telah masuk zona merah.
Selain perkantoran, rumah warga juga menjadi objek penyemprotan untuk mematikan virus tersebut.
Selain penyemprotan, Nurli juga mengharapkan dukungan penuh seluruh warga Kota Medan dalam menghadapi Covid-19. Sebab, penyemprotan akan sia-sia jika warga tidak mendukungnya.
Selain mengenakan masker ketika beraktifitas di luar rumah, Nurli juga berharap agar warga bertahan di rumah. Di samping itu rutin juga membersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir maupun hand sanitizer.
Jumlah Pasien Positif Bertambah
Sementara itu, pasien positif terinfeksi virus corona di Sumatera Utara (Sumut) terus mengalami kenaikan setiap harinya.
Per Rabu pukul 17.00 WIB kemarin, ada 111 orang tercatat positif corona di Sumut. Bertambah enam pasien positif dari sehari sebelumnya.
"Untuk yang positif ada 111 orang masing-masing positif melalui PCR ada 93 orang dan melalui pemeriksaan rapid test ada 18 orang," kata Juru Bicara (Jubir) Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut, Aris Yudhariansyah kemarin.
Aris menjelaskan untuk ODP (orang dalam pemantauan) ada 2.134 orang, PDP (pasien dalam pengawasan) sebanyak 153 orang. Kemudian pasien positif Covid-19 yang sembuh berjumlah 22 orang dan meninggal 11 orang.
"Untuk itu, pastikan kita dan keluarga tidak tertular, dan keluarga kita yang kemungkinan tertular tidak menularkan ke orang lain. Hingga saat ini, di RS Martha Priska yang merupakan rumah sakit rujukan Covid-19, ada dirawat dua orang anak yang positif. Kondisinya termonitor baik dan saat ini menunggu hasil swab," tuturnya.
Menurut Aris, penularan dari Orang Tanpa Gejala (OTG) yang sulit terdeteksi juga harus diwaspadai. Sebab OTG berpotensi menulari siapa saja, kapan saja dan di mana saja orang yang berkontak dengannya.
"Karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap tinggal di rumah, memakai masker bila terpaksa keluar rumah dan mencuci tangan dengan sabun dengan air yang mengalir," paparnya.
Aris juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai demam berdarah dengue (DBD) pada masa pandemi Covid-19 saat ini. Cara pencegahan DBD yakni melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah dengan menguras, membersihkan dan juga menutup tempat penampungan air.
"Waspadai DBD. Jika ini terjadi bersamaan dengan Covid-19, maka angka kesakitan terus meningkat," urainya.
Di sisi lain, Pemprov Sumut juga telah menganggarkan Rp210 miliar bantuan dan jaring pengaman sosial untuk masyarakat miskin yang terdampak Covid-19.
"Ada uang tunai dan sembako. Yang jelas dari Pemprov untuk tahap pertama ada Rp210 M dana diberikan untuk jaring pengaman sosial bagi rakyat kita yang terdampak Covid-19. Bantuan ini akan segera kita salurkan kepada masyarakat yang berhak menerimanya," bebernya.
Per Rabu (22/4) sudah tercatat sepuluh kecamatan di ibu kota provinsi Sumatera Utara itu menjadi zona merah penularan corona.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan, Nurli mengatakan kemarin ada dua kecamatan baru yng menjadi zona merah di wilayah itu. Dua kecamatan itu adalah Medan Helvetia dan Medan Petisah yang sebelumnya masuk zona kuning.
"Kondisi ini terjadi akibat jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) meningkat di atas 10 kasus. Padahal sebelumnya selama sepekan, kecamatan yang masuk zona merah hanya 8 kecamatan," katanya kemarin seperti dikutip dari Antara.
Sementara itu, 8 kecamatan yang sudah lebih dulu ditetapkan sebagai zona merah adalah Medan Sunggal, Selayang, Tuntungan, Johor, Amplas, Kota, Denai dan Tembung.
Menyikapi hal itu, Pemkot Medan bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 terus berupaya memutus mata rantai penyebaran virus corona tersebut. Salah satunya dengan melakukan penyemprotan disinfektan, terutama kawasan yang telah masuk zona merah.
Selain perkantoran, rumah warga juga menjadi objek penyemprotan untuk mematikan virus tersebut.
Selain penyemprotan, Nurli juga mengharapkan dukungan penuh seluruh warga Kota Medan dalam menghadapi Covid-19. Sebab, penyemprotan akan sia-sia jika warga tidak mendukungnya.
Selain mengenakan masker ketika beraktifitas di luar rumah, Nurli juga berharap agar warga bertahan di rumah. Di samping itu rutin juga membersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir maupun hand sanitizer.
Jumlah Pasien Positif Bertambah
Sementara itu, pasien positif terinfeksi virus corona di Sumatera Utara (Sumut) terus mengalami kenaikan setiap harinya.
Per Rabu pukul 17.00 WIB kemarin, ada 111 orang tercatat positif corona di Sumut. Bertambah enam pasien positif dari sehari sebelumnya.
"Untuk yang positif ada 111 orang masing-masing positif melalui PCR ada 93 orang dan melalui pemeriksaan rapid test ada 18 orang," kata Juru Bicara (Jubir) Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut, Aris Yudhariansyah kemarin.
Aris menjelaskan untuk ODP (orang dalam pemantauan) ada 2.134 orang, PDP (pasien dalam pengawasan) sebanyak 153 orang. Kemudian pasien positif Covid-19 yang sembuh berjumlah 22 orang dan meninggal 11 orang.
"Untuk itu, pastikan kita dan keluarga tidak tertular, dan keluarga kita yang kemungkinan tertular tidak menularkan ke orang lain. Hingga saat ini, di RS Martha Priska yang merupakan rumah sakit rujukan Covid-19, ada dirawat dua orang anak yang positif. Kondisinya termonitor baik dan saat ini menunggu hasil swab," tuturnya.
Menurut Aris, penularan dari Orang Tanpa Gejala (OTG) yang sulit terdeteksi juga harus diwaspadai. Sebab OTG berpotensi menulari siapa saja, kapan saja dan di mana saja orang yang berkontak dengannya.
"Karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap tinggal di rumah, memakai masker bila terpaksa keluar rumah dan mencuci tangan dengan sabun dengan air yang mengalir," paparnya.
Aris juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai demam berdarah dengue (DBD) pada masa pandemi Covid-19 saat ini. Cara pencegahan DBD yakni melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah dengan menguras, membersihkan dan juga menutup tempat penampungan air.
"Waspadai DBD. Jika ini terjadi bersamaan dengan Covid-19, maka angka kesakitan terus meningkat," urainya.
Di sisi lain, Pemprov Sumut juga telah menganggarkan Rp210 miliar bantuan dan jaring pengaman sosial untuk masyarakat miskin yang terdampak Covid-19.
"Ada uang tunai dan sembako. Yang jelas dari Pemprov untuk tahap pertama ada Rp210 M dana diberikan untuk jaring pengaman sosial bagi rakyat kita yang terdampak Covid-19. Bantuan ini akan segera kita salurkan kepada masyarakat yang berhak menerimanya," bebernya.
Komentar