Satukan Kebersamaan Antar Umat Melalui Kue Keranjang Khas Imlek

Seperti ketupat saat Lebaran, kue keranjang adalah kue yang wajib ada saat perayaan Tahun Baru China atau Imlek. Kue keranjang sekilas mirip dengan dodol namun dibentuk bulat dan berukuran besar.

Kue ini dibentuk dalam cetakan keranjang bulat berbagai ukuran. Inilah sebabnya kue ini dinamai kue keranjang. Sekilas kuenya mirip dengan dodol, bahkan ada yang menamainya sebagai dodol China.

Kue keranjang tradisional dengan bahan utama beras ketan (pulut) dan gula merah kelapa merupakan menu wajib masyarakat Tionghoa yang merayakan Imlek atau Tahun Baru China salah satunya di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat.

Sudah menjadi kebiasaan saat merayakan Imlek, warga Tionghoa dengan menyantap dan membagikan kue keranjang dengan harapan mendapat berkah dan kemakmuran sepanjang tahun. Kue keranjang biasanya digunakan sebagai sesaji kepada leluhur. Hanya saja, kue ini dipersembahkan tujuh hari jelang Imlek.

Tak sekadar kue perlambang harapan dan berkah, kue keranjang ini juga menggambarkan kekerabatan. Harapan dan doa akan persaudaraan dan kekeluargaan yang rukun dan setia, erat, saling menolong digambarkan lewat teksturnya yang lengket.

Sedangkan rasa manis kuenya melambangkan rasa suka cita, kegembiraan serta harapan akan kehidupan berjalan lancar di tahun yang baru.

Bentuk kue keranjang bulat, tak ada ujung pada setiap sisinya. Bulat melambangkan pesan kekeluargaan. Tak merasa ada yang lebih penting dari yang lain selain kekeluargaan, termasuk dalam bisnis. Relasi wajib dibina tiada akhir.

Mengutip Antara, Achai (60) pembuat kue keranjang tradisional dengan bahan utama beras ketan (pulut) dan gula merah kelapa mengaku pihaknya mulai banyak menerima pesanan kue keranjang khas Pontianak itu sejak dua pekan menjelang Imlek.

"Pesan kue keranjang tahun ini agak sedikit menurun dibanding tahun lalu, karena dampak mahalnya bahan baku membuat kue keranjang tersebut, sehingga warga Tionghoa tidak membelinya dalam jumlah banyak seperti tahun-tahun lalu," kata Achai yang menekuni pembuatan kue keranjang warisan dari orangtua dia di Gang Dungun, Jalan Gajahmada Pontianak itu.

Ia menambahkan, usaha yang digelutinya saat ini, merupakan warisan dari orangtuanya, yang sudah berjalan sejak puluhan tahun.

Bahan utama dalam membuat kue keranjang, yakni gula merah, ketan atau pulut dan tepung. "Pembuatan kue keranjang cukup dikukus, tetapi membutuhkan waktu lama dan tidak ada ritual dalam pembuatannya," ungkapnya.

Ia menambahkan, saat ini harga jual kue keranjang satu kilogramnya mencapai Rp25 ribuan.

"Kue keranjang merupakan kue yang wajib disajikan pada setiap Imlek atau ketupat pada Umat Muslim yang merayakan Idul Fitri," katanya.

Apalagi, menurut dia, kue keranjang tersebut digunakan oleh warga Tionghoa yang melaksanakan sembahyang Imlek.

Komentar