Pendiri Telegram Pavel Durov pada Rabu (20/11) lalu sempat menyarankan agar pengguna uninstall aplikasi pesan instan WhatsApp. Sebab, Durov mengaku sejak lama telah memprediksi bahwa celah keamanan baik dengan membuat backdoor atau menginstal malware ke WhatsApp akan terus ditemukan.
Akhir pekan lalu, Durov memberikan berbagai kritik kepada WhatsApp setelah aplikasi pesan instan ini bisa disusupi backdoor. Agar malware ini terpasang, peretas tinggal mengirimkan video ke korban untuk mengambil data pengguna.
Ini bukan kali pertama Durov mengkritik pesan instan milik Facebook itu. Sebelumnya, Durov juga sempat angkat suara ketika Whatsapp mengalami masalah koneksi. Saat itu ia mengeposkan tulisan lewat saluran Telegram miliknya pada 25 Mei lalu.
Pada awal tulisan ia sempat menyebut, "saya tidak suka mengomentari kompetitor. Tapi karena banyak yang bertanya soal Whatsapp, saya membuat tulisan tentangnya."Berikut lima kritikan Durov kepada WhatsApp yang dirangkum akhir 2018 di saluran Telegram miliknya.
1. WhatsApp Tak Simpan Foto, Video, dan Dokumen Secara Permanen
WhatsApp tidak menyimpan file video di server WhatsApp secara permanen. Sebagai gantinya, WhatsApp mengirimkan pesan dan media yang tidak dienkripsi dari sebagian besar pengguna mereka langsung ke server Google dan Apple.
"Kerentanan keamanan sebesar ini pasti telah dieksploitasi," kata Durov.
2. Alasan Facebook Tak Memiliki Bukti Backdoor Dianggap Omong Kosong
Perusahaan induk WhatsApp, Facebook mengatakan tidak memiliki bukti backdoor dieksploitasi oleh peretas. Durov mengatakan tentu saja Facebook tidak memiliki bukti karena harus menganalisa video yang dibagikan pengguna WhatsApp. Padahal seperti yang disebutkan dalam poin pertama, video WhatsApp berada di server Google dan Apple.
"Jadi tidak ada yang dianalisis, 'tidak ada bukti'. Mudah," kata Durov.
3. Telegram Tidak Pernah Mendapatkan Masalah Peretasan Seperti WhatsApp.
Durov menyebut WhatsApp seolah secara tidak sengaja menerapkan kerentanan aplikasi setiap beberapa bulan. Durov ragu aplikasi serupa Telegram memiliki masalah dengan intensitas sebesar WhatsApp.
"Sangat tidak mungkin ada orang yang secara tidak sengaja melakukan kesalahan keamanan besar, cocok untuk pengawasan, secara teratur," ujar Durov.
Durov kemudian juga menyarankan agar pengguna menghapus WhatsApp.
"Terlepas dari niat yang mendasari perusahaan induk WhatsApp, saran untuk pengguna adalah kecuali jika Anda merasa keren dengan semua foto dan pe
4. Eksodus Pendiri WhatsApp Menandakan Ada Yang Salah.
Eksodus para pendiri WhatsApp disebut Durov adalah contoh nyata ketika WhatsApp dijual ke Facebook demi mendapatkan uang.
Pada April 2018, dua pendiri WhatsApp Jan Koum dan Brian Acton hengkang dari WhatsApp. Pada November 2018, Chief Business Officer WhatsApp Neeraj Aora juga mengundurkan diri.
5. Janji Palsu WhatsApp 'Keamanan Adalah DNA Kami'
Durov mengatakan tiga tahun yang lalu WhatsApp mengumumkan mereka menerapkan enkripsi end-to-end sehingga 'tidak ada pihak ketiga yang dapat mengakses pesan'.
Akan tetapi, janji bertepatan dengan dorongan agresif bagi semua penggunanya untuk mencadangkan isi WhatsApp di cloud. Di sisi lain, WhatsApp tidak memberi tahu penggunanya bahwa saat dicadangkan, pesan tidak lagi dilindungi oleh enkripsi end-to-end dan dapat diakses oleh peretas dan penegak hukum
"Dalam jangka panjang, janji-janji yang diberikan oleh perusahaan seperti Facebook tidak terwujud, karena perusahaan-perusahaan ini memprioritaskan memaksimalkan keuntungan daripada melayani pengguna mereka," ujar Durov.
Komentar