Beberapa Cara Orang Tua Untuk Membuat Anak Bahagia



Data global dari WHO menunjukkan bunuh diri merupakan penyebab kematian terbanyak pada usia 15-29 tahun. Bunuh diri itu dipicu oleh kesehatan mental yang buruk pada anak dan remaja.

Konselor anak dan remaja Personal Growth Ghianina Armand dan Kantiana Taslim menjelaskan terdapat sejumlah cara yang bisa dilakukan orang tua untuk menjaga kesehatan mental anak dan membuat anak lebih bahagia.

Menurut mereka, orang tua merupakan kunci kesehatan mental anak yang utama. Orang tua bisa membuat anak merasa bahagia dengan cara menciptakan lingkungan ramah anak, yakni:

1. Nilai moral

Orang tua perlu menanamkan nilai-nilai moral kepada anak sejak usia dini. Nilai moral tersebut harus selalu diingatkan agar terus dibawa dan dipegang oleh anak selama masa perkembangan dan berlanjut hingga dewasa.

Nilai moral ini dapat menjadi landasan bagi anak untuk berperilaku dan bertindak.

2. Lingkungan yang aman

Orang tua juga harus menyediakan lingkungan hidup yang aman bagi anak. Lingkungan hidup yang aman seperti rumah dan sekitarnya dapat membuat anak merasa aman dan terlindungi. Perasaan khawatir, cemas, dan takut dapat dikurangi dengan lingkungan yang aman.

3. Perhatian

Orang tua juga harus memberikan perhatian pada semua aspek perkembangan anak seperti akademik, pertemanan, aktivitas sosial, dan penggunaan teknologi serta media sosial.

"Menyediakan waktu yang berkualitas juga sangat penting agar hubungan dan kedekatan antara orang tua dan anak tetap kuat dan kukuh. Hubungan yang kuat antara orang tua dan anak sangat mempengaruhi kesehatan mental sang anak," kata psikolog Kantiana Taslim kepada CNNIndonesia.com, Rabu (20/11).

4. Kepercayaan

Orang tua perlu menyediakan ruang, kebebasan, dan kepercayaan kepada anak untuk berkembang dan bereksplorasi terhadap minat mereka. Kebebasan ini juga harus selalu dimonitor.

Kepercayaan yang diberikan kepada anak, dapat membantu meningkatkan resiliensi dan kemampuan pemecahan masalah. Terlalu protektif pada anak juga berpengaruh pada pemecahan masalah pada anak yang tidak berkembang.

"Jika anak terlalu dikekang dan diharapkan untuk mengikuti apa yang orang tua mau, akan meningkatkan kemungkinan anak tersebut untuk memberontak yang dapat berdampak negatif terhadap hubungan anak dan orang tua, dan pada akhirnya malah melakukan perilaku yang tidak diharapkan," kata ahli psikologi terapan Ghianina Armand.

5. Peka

Orang tua juga harus bisa mengenal dan mengidentifikasi tanda-tanda jika anak sedang mengalami masalah karena seringkali anak enggan menceritakan kepada orang tua. Orang tua harus bisa mencari tahu dan mencoba membantu menyelesaikan permasalahan pendekatan yang perlahan dan tidak memaksa.

Misalnya, jika anak terlihat sering sedih, murung, tidak bersemangat, orang tua dapat secara perlahan menanyakan kepada anak apa yang mereka rasakan dan mendengarkan secara aktif keluhan sang anak.

"Jika anak tidak mau menceritakan, berikan lah waktu dan ruang, dan dicoba lagi di saat anak kira-kira sudah siap untuk bercerita," ucap Ghianina.

6. Kontrol teknologi

Di era digital, penting bagi orang tua untuk memiliki kontrol terhadap penggunaan teknologi dan media sosial anak. Orang tua dapat memantau tontonan dan media yang dilihat oleh anak untuk mengurangi dampak negatif terhadap sikap, perilaku, dan kesehatan mental anak.

7. Terbuka

Orang tua juga harus terbuka dan mendengar secara aktif keluhan yang dimiliki anak. Saran yang sesuai dengan kebutuhan anak juga dapat membantu meringankan keluhan anak.

"Jika orang tua merasa kondisi anak memburuk dan tidak tahu bagaimana lagi untuk membantunya, orang tua disarankan untuk merujuk anak untuk melakukan konseling dengan profesional," kata Kantiana.

Sekolah dan Lingkungan

Selain orang tua, sekolah dan lingkungan juga dapat berperan aktif menciptakan kesehatan mental yang baik untuk anak.

Sekolah dapat menyediakan lingkungan yang nyaman, aman, dan mendukung anak bukan hanya secara akademis namun sosial. Selain itu, dukungan juga harus diberikan dalam mengoptimalkan potensi dan versi terbaik anak.

Para guru juga perlu menampung pertanyaan, keluh kesah, serta membantu membimbing anak mencari jalan keluar dari permasalahan yang mereka hadapi.

Selain itu, keberadaan konseling dan edukasi psikologis juga mesti disediakan dalam cara yang menyenangkan.

Untuk itu, orang tua mesti lebih jeli dalam memilih sekolah bagi anak. Pilih sekolah yang memiliki visi dan misi sejalan dengan nilai-nilai orang tua, sehingga tidak membuat anak bingung tumbuh menjadi pribadi yang seperti apa nantinya.

Komentar