5 Kuliner Malaysia Yang Mirip Dengan Kuliner Indonesia



Sebagai negara tetangga, Indonesia dan Malaysia memiliki banyak kemiripan, salah satunya di bidang kuliner. Kemiripan kuliner antara Indonesia dan Malaysia dipengaruhi oleh percampuran beragam budaya yang terjadi ratusan tahun silam.

Culinary Story Teller sekaligus Food Stylist Ade Putri Paramadita mengatakan, penduduk Indonesia dan Malaysia yang masih satu rumpun membuat sejumlah masakan menjadi sama.

"Jenis masakan Indonesia dan Malaysia bisa tampak sama. Namun, bila kita rasakan bersamaan, tiap masakan punya ciri khas sendiri," kata Ade.

Tak hanya  Indonesia dan Malaysia, sejumlah masakan Singapura pun ada yang mirip dan populer dengan nama 'Masakan Peranakan'.

Masakan peranakan lahir dari percampuran budaya, saat orang peranakan yang merupakan migran asal Tiongkok menetap di Penang, Malaka, Indonesia, dan Singapura. Masakan tersebut dipengaruhi oleh percampuran resep Tionghoa, Melayu, India, dan Jawa.

Sejumlah masakan Indonesia dan Malaysia yang mirip umumnya juga terdapat di masakan peranakan. Walau begitu, masing-masing masakan memiliki ciri khas yang dipengaruhi budaya serta selera penduduk tiap negara.

Berikut masakan Indonesia yang punya 'kembaran' di Malaysia dan ciri khas yang membedakan keduanya.

Rendang

Asal-usul rendang kerap diperdebatkan, terlebih antara Indonesia dan Malaysia. Menurut Ade, baik Malaysia maupun Indonesia sebenarnya memiliki jenis rendang sendiri-sendiri, sehingga tidak bisa 'diperebutkan' redang itu milik siapa.

"Dulu kita pernah buat barengan rendang versi Malaysia oleh chef Wan dan rendang versi Indonesia oleh chef Rahung Nasution dan hasilnya ternyata berbeda jauh," papar Ade.

Rendang di Malaysia itu, lanjut Ade, merupakan olahan daging yang kita sebut dengan kalio, sehingga belum terjadi proses 'merandang' atau karamelisasi seperti rendang Padang. Selain itu, rendang Malaysia dibuat menggunakan gula, sedangkan rendang Padang tidak menggunakan gula.

Nasi uduk

Sama dengan rendang, menemukan nasi lemak bukanlah hal sulit di Malaysia. Sejumlah gerai makanan menjual nasi ini sepanjang hari, bahkan nasi lemak menjadi salah satu menu cepat saji yang dijual di minimarket.

Nasi lemak dan nasi uduk memiliki rasa yang hampir mirip, sebab sama-sama dimasak menggunakan santan. Lauk pelengkapnya pun mirip, mulai dari kacang, ikan teri, hingga ayam goreng. Namun, nasi lemak di Malaysia menggunakan sambal merah, sedangkan nasi uduk menggunakan sambal kacang.

Nasi Padang

Sekilas, nasi kandar di Malaysia memiliki tampilan yang sama dengan nasi Padang, yaitu nasi yang dicampur dengan beragam lauk berkuah kari. Di Malaysia, penjual nasi kandar umumnya adalah orang keturunan India. Sekitar 10 persen etnis yang ada di Malaysia adalah etnis India-Malaysia.

Walau rasanya hampir mirip dengan nasi Padang, namun nasi kandar memiliki racikan rempah India yang lebih kuat, bau rempah lebih tajam di samping rasanya yang lebih pedas. Sehingga, cita rasa nasi Padang nilai lebih bisa diterima oleh banyak orang karena rempah yang tidak terlampau menyengat.

Kwetiau

Termasuk masakan peranakan, kwetiau sangat mudah ditemukan saat Anda berkunjung ke Malaysia atau Singapura. Bila dalam buku menu di Indonesia mie beras ini ditulis kwetiau, di Malaysia penulisannya adalah kuey teow dan di Singapura bernama char koay teow.

Sejumlah penjual kuey teow di Penang ada yang menambahkan terasi atau saus tiram sehingga cita rasa bisa sedikit berbeda. Hal lain yang membuat kuey teow berbeda ialah kandungan minyaknya. Kuey teow lebih berminyak dari kwetiau. Sebab, di resep asli kuey teow, mie beras ini memang digoreng dalam lemak babi. Namun, resep bisa berubah mengikuti budaya serta agama.

Laksa

Laksa menjadi menu lain yang sangat mudah di temui di Malaysia maupun Indonesia. Di Indonesia sendiri, laksa bisa memiliki beragam jenis, ada laksa Betawi, laksa Bogor, serta laksa Medan.

Sedangkan di Malaysia, terdapat asam laksa. Berbeda dengan laksa Indonesia yang berkuah kuning, asam laksa di Malaysia berkuah hitam.

"Asam laksa adalah laksa yang paling terkenal di Penang. Kuahnya berwarna hitam dari bumbu dasar ikan makarel, rasanya asam, pedas, dan segar. Berbeda dari laksa Betawi yang berkuah santan kuning dan terasa gurih," tutur Ade.

Komentar